Minggu, 21 September 2008

Sekolah sebagai tempat kloning

Takjub rasanya saat dunia pendidikan tercemar dengan ulah peserta didik yang terkadang membuat hal-hal diluar kendali. Tawuran antar pelajar bahkan keadaan yang berbau kriminalitas tingkat tinggi seakan menjadi momok dunia pendidikan dalam melakukan peningkatan mutu. Pendidikan memegang peranan dominan dalam mencetak generasi penerus bangsa, mulai dari tingkatan pendidikan dasar, menengah, tinggi sampai pada perguruan tinggi. Ketika siswa terjerumus dalam dunia kriminalitas, sasaran pertama yang menjadi perhatian adalah pendidikan sehingga tak heran apabila kinerja dunia pendidikan yang sangat lama dapat tercoreng dengan ulah siswa dalam hitungan detik.

Siswa melaksanakan proses belajar mengajar di sekolah dengan tujuan untuk mendapatkan informasi dan pengetahuan yang baik untuk masa depannya. Siswa akan lebih banyak belajar di sekolah daripada dirumah, padahal jika dilihat dari segi waktu kuantitas siswa lebih banyak di rumah daripada di sekolah. Oleh karena itu sekolah harus benar-benar dapat melakukan proses belajar mengajar dan menciptakan hasil output yang maksimal.

Dalam proses pembelajaran dapat dikatakan bahwa sekolah memang berperan penting untuk mencetak siswa. Memberikan transformasi ilmu sehingga siswa akan mendapatkan keadaan yang semula tidak mengerti menjadi mengerti, seperti tertuang dalam tujuan belajar. Pendidik melakukan PBM dengan tujuan untuk mengarahkan dan membuat siswa mengerti dan melakukan hal sesuai dengan dirinya.

Seorang pendidik memang tidak hanya memberikan pengajaran materi atau teori-teori dikelas, tetapi seorang pendidik yang baik harus memberikan contoh sikap santun yang baik. Secara kasar dapat dikatakan bahwa pendidik tidak hanya mengajar dikelas tapi juga mendidik siswa menjadi individu yang memiliki sikap santun tinggi. Seorang pendidik ingin sekali materi atau teori yang diberikan dapat dimengerti oleh siswa bahkan ia juga ingin kemampuan yang dimilikinya dapat dimiliki siswa.

Sekolah menjadi tempat kloning ilmu pengetahuan oleh pendidik kepada siswa. Pendidik menginginkan siswanya untuk dapat mempelajari dan memahami materi yang diberikan. Sekilas hal ini seperti proses penyamaan individu dari hal pengetahuan. Sisi lain yang dapat dikategorikan yakni baik pendidik atau kepala sekolah bahkan menginginkan anak didiknya untuk bersikap seperti yang sudah diajarkan, mereka ingin siswa-siswinya bersikap sopan, taat peraturan dan patuh pada perintah. Semua hal itu, baik mengenai pembelajaran materi sampai pembentukan sikap seakan seperti proses penyamaan siswa dengan pendidik.

Secara kasat mata dapat dituangkan bahwa, guru ingin siswanya dapat memahami materi seperti Ia memahaminya. Siswa yang melakukan pelanggaran dan harus berhubungan dengan wali kelas atau bahkan wakasek kesiswaan, ia akan dituntut juga untuk bersikap seperti yang diberikan saat siswa mengalami kesalahan. Wali kelas dalam tuturnya selalu mengingatkan untuk bersikap sopan dan taat aturan. Sekolah dengan segala macam media dan metode belajar serta sarana prasarana yang melebihi dalam pembelajarannnya tak jauh bersifat sebagai tempat kloning untuk peserta didik. Kloning disini dimaksudkan sekolah akan meneruskan generalisasi pembelajaran dari semua perangkat sekolah kepada siswa dengan tujuan menciptakan siswa yang sesuai dengan karakter sekolah. Tak heran apabila seorang siswa memiliki pemahaman, sikap, dan kehidupan yang berbeda dengan siswa yang menempatkan pendidikannya di sekolah lainnya. Tapi semua PBM yang ada berdasar pada tujuan pendidikan nasional, sehingga walaupun siswa berada pada tempat kloning pendidikan yang berbeda tapi hasil yang ada akan sama

1 komentar: